Tidak bisa
dipungkiri bahwa bisnis properti di Indonesia semakin menjanjikan, dengan
menjamurnya proyek - proyek mewah yang menghuni hampir di seluruh Indonesia,
khususnya Jakarta. Membuka kesempatan emas bagi para investor untuk
ber-investasi ria.
Tapi, ada baiknya
kita mempelajari beberapa tips bisnis investor ini agar tidak salah melangkah
dari salah satu motivator ternama, Bong Chandra.
1. Time Value
Waktu dalam bisnis
properti merupakan hal yang berharga. Harga properti di Indonesia relatif masih
lebih murah dibandingkan negara-negara sekawasan, sehingga harga tanah di
Indonesia terus naik setiap detiknya. Harga tanah yang tinggi, tidak masalah
jika investor dapat memanfaatkan secara cermat time value ini. Bong memberikan
contoh berdasarkan pengalamannya. Ia membeli tanah seluas 2.500 meter persegi
di daerah Bumi Serpong Damai (BSD) seharga Rp16 miliar. Ia membeli tanah girik
dengan pembayaran bertahap dan dalam waktu delapan bulan harga tanah telah naik
100 persen. Bong pun menjual tanah tersebut, dengan penjualan lebih dari Rp30
miliar kepada perusahaan swasta. "Carilah tanah yang agak ribet seperti
girik agar kita bisa mengulur waktu pembayaran. Ikat tanah tersebut dengan uang
muka dibayar di depan notaris dan baru lunasi setelah proses sertifikat hak
milik selesai yang memakan waktu panjang, harga tanah juga akan naik,"
kata Bong.
2. Gap Zone
Dalam suatu
wilayah, harga properti berbeda-besa, ada yang mahal tapi di satu sisi ada juga
yang murah yang disebut gap zone. Investor properti harus jeli melihat gap zone
ini di suatu wilayah. "Di kelapa Gading ada ruko dijual Rp29 miliar, atau
per meternya bisa Rp100 juta. Tetapi ada juga apartemen yang dijual seharga
Rp10 juta per meter," katanya.
3. Future Development
Sebelum membeli
tanah, cermati peta pengembangan tata kota di wilayah tersebut di setiap
pemerintah daerah. Ia menjelaskan, harga
tanah di Karawang naik berpuluh-puluh lipat karena pemerintah menjadikan
Karawang sebagai kota industri.
Untuk itu, ia
menyarankan cermati pembangunan jalan tol di wilayah tersebut, karena akses
jalan dapat meningkatkan nilai tanah di wilayah tersebut.
4. Follow The King
Jika Anda merupakan
investor properti bermodal pas-pasan, jangan pernah menjadi pionir di suatu
daerah. Menjadi pionir, berarti menyiapkan investasi yang besar untuk edukasi
pasar dan iklan. "Untuk tahap awal jadi parasit dulu saja, jangan pernah
jadi pionir. Ikuti gerakan raja, seperti Summarecon yang masuk ke Bekasi maka
ikut juga masuk Bekasi, pasti harga properti akan naik gila-gilaan,"
ujarnya.
5. Buy High, Sell Higher
Jika harga properti
di daerah tersebut telah tinggi namun strategis, tetap beli properti. Kalau ada
kekuatan finansial yang kuat, maka menggoreng harga properti bisa dilakukan.
"Mahal itu relatif.
Jika ada satu ruko
yang dijual mahal dan terjual, otomatis harga ruko yang lain akan ikut tinggi.
Beli lima ruko, satu ruko harga tinggi, maka empat ruko kita juga otomatis
harganya ikut naik," katanya.
6. Switching Properti
Cari apartemen dan
mal yang tidak laku maka harganya dapat lebih murah, lalu ubahlah fungsi mal
atau apartemen tersebut dengan menjadi hotel atau function hall karena baik
secara jangka panjang. Atau, investor bisa menambah gimmick dengan mengubah
strategi seperti peluncuran kembali dengan nama baru, unit-unit diperkecil dan
memberikan program cicilan lebih panjang.
0 komentar:
Posting Komentar